IKAL Komprov Aceh
<p><strong>Banda Aceh,</strong> Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. Dr. Samsul Rizal menegaskan, dalam kondisi ekonomi saat ini dengan nilai tukar dollar Amerika mencapai Rp 15.000, membuat PLN merugi, karena biaya produksi PLN lebih besar dibanding harga jual listrik Rp/kwh. Dengan kondisi seperti ini harusnya ada informasi yang disampaikan oleh Pemerintah secara transparan.</p><p>Pemerintah yang transparan dan jujur akan menghasilkan kondisi yang kondusif dan stabil dalam ketahanan keamanan, jelasnya seraya mengingatkan agar Pemerintah khususnya di Aceh perlu memikirkan program-program yang dapat menunjang dan meningkatkan ekonomi masyarakat, seperti bagaimana memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ditinggalkan PT Arun, NGL Co dan lain-lain.</p><p>Penjelasan tersebut disampaikan Samsul Rizal dalam acara Ngopi Kebangsaan, di Aula Seuramoe Teuku Umar PLN Wilayah Aceh, Aceh, (8/9/2018). Acara ini mengusung tema Kebijakan Investasi Sektor Energi dalam<br>Rangka Memperkokoh Ketahanan Nasional, dibuka oleh Ketua Komisariat IKAL Aceh, Prof. Dr. Syahrizal Abbas.</p><p>Dalam kesempatan ini Abbas menyampaikan, acara Ngopi Kebangsaan merupakan kegiatan rutin IKAL Aceh untuk membahas masalah-masalah kebangsaan yang dikemas dalam bentuk diskusi santai sambil minum kopi bersama.</p><p>Ditambahkan, diskusi meskipun agak santai, diharapkan tetap dapat menghasilkan solusi yang baik dan tepat bagi penyelesaian berbagai masalah yang dihadapi bangsa. Itu pula alasan mengapa pada acara Ngopi Kebangsaan ini selalu yang diundang adalah Gubernur, Pangdam dan anggota Forkopimda Aceh lainnya serta para pemangku kepentingan sehingga masalah yang dibahas dapat lebih konprehensif, kongkrit dan diharapkan dapat ditindak lanjuti.</p><p>Dalam kesempatan ini, pembicara lainnya, Prof. Yusni Sabi yang juga Guru Besar UIN Ar Raniry, menekankan, listrik merupakan kebutuhan dasar masyarakat, karena jika listrik padam seluruh kegiatan masyarakat menjadi terhambat.</p><p>Program Pemerintah untuk pemerataan energi kepada masyarakat yang belum terjangkau sangat baik dan harus didukung, khususnya bagi 12 desa tertinggal di Aceh, kata Prof. Yusni Sabi.</p><p>Diskusi yang dipandu oleh Dra. Naimah Hasan, MA ini juga menampilkan Jefri Rosiadi. General Manager PLN Aceh ini mempresentasikan tentang kondisi kelistrikan Aceh dan rencana pekerjaan kelistrikan untuk memajukan dan meningkatkan kelistrikan di Aceh.</p><p>Menurutnya, kondisi kelistrikan Aceh saat ini sudah baik meskipun masih ada 12 Desa yang belum teraliri. Akhir tahun ini diharapkan 12 desa itu sudah dapat dialiri listrik. Sistim Kelistrikan juga sudah semakin canggih sehingga saat ini bisa dipantau, daerah mana yang padam dan daerah mana yang menyala.</p><p>Ke depan PLN akan segera merealisasikan penggunaan BBM B20 untuk pembangkit PLTD. Bahan bakar ini merupakan turunan dari CPO dan ini akan membantu peningkatan konsumsi kelapa sawit di Aceh. Dengan demikian akan mendukung ekonomi dalam sektor perkebunan, katanya.</p>